Selasa, 12 Oktober 2010

My Story in My Life, My feelings?

Aku sendiri bingung apa yang harus ku jelaskan tentang perasaanku terhadap mereka sekarang...
Haah.. Aku bingung sendiri.. Tapi aku yakin mereka memang teman untukku, dan aku teman untuk mereka. Mau apapun yang terjadi, pernah ada hubungan persahabatan antara kami semua. Hidupku mengajariku, diriku menyadarkanku. Jangan sesali apa yang telah dilewati. Dan agar kamu tidak menyesal nanti, kamu tidak boleh ceroboh. Jangan terburu-buru melakukan suatu hal. Pikirkan hingga matang. Aku yakin dan ini memang terjadi pada sebagian orang yang aku kenal dan terjadi pada diriku sendiri, apa yang kamu perbuat pasti akan kembali pada dirimu. Jika kau berbuat kebaikan, suatu saat kau akan menerima suatu kebaikan lagi. Dan jika kau berbuat keburukan, suatu saat kau akan menerima suatu keburukan pula. Apa yang kamu mulai akan kamu akhiri.
Hanya satu yang menjadi motto ku, yaitu "Terus berusaha menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi". Yah.. Memang mungkin sulit menjadi yang terbaik dari yang baik. Tapi apa salah jika kta mencoba? Tidak juga. Jika kau mencoba, suatu saat pasti berhasil. Belajarlah dari kehidupan yang nyata. Belajar dari diri sendiri dan orang lain. Terutama dia, sahabatmu.

Kembali ke cerita ku..
Kini aku kelas 5. Kami semakin akrab. Bagaikan sebuah keluarga yang besar. Ejekan, pujian, kemarahan, kegembiraan, keharuan, dan sebagainya selalu ada didalam kehangatan kami saat bersama. Perbedaan kami, persamaan kami, rasa kasih sayang kami mempersatukan kami semua. Dan aku mulai merasa kan rasa suka pada seorang temanku-uups.
Hari demi hari terlewati begitu saja. Mungkin cerita panjangnya akan di mulai pada saat aku kelas 6 SD karena banyak kenangan yang aku ingat saat itu. Meski kini aku baru kelas 7, tapi ingatan dua tahun lalu sulit diingat jika sedang seorang diri seperti sekarang. Butuh seorang sahabatku yang dulu se-SD untuk bisa mengingat semuanya.
Saat kelas 5, aku ditunjuk oleh wali kelas untuk menjadi bendahara. Ya, aku harus terima meski tak suka. Pada awal aku sangat tidak menyukainya. Tapi lama-lama aku jadi terbiasa. Yah.. Meski kadang aku sulit menagih uang kas pada beberapa orang, tapi itulah asiknya. Jika aku sedang kesal pada suatu hal. Aku bisa memarahi mereka. Melampiaskannya pada mereka. Hahaha.. Pikiran ku memang aneh. Tapi mungkin itu yang membuat aku senang dengan aku yang sekarang.
Aku masih ingat saat kelas 5 sahabat terbaikku adalah Pipit (Fitria), Ocan (Fauzan), dan Zidane. Kami selalu bersama. Bercanda bersama, bermain bersama, dan yang lainnya. Dan menjadikan kami lebih akrab dari sebelumnya. Ini saat-saat yang paling kusuka. Saat bersama sahabat. Sahabat terbaik sepanjang masa.
Waktu terus berjalan tanpa terasa. Begitu cepat berlalu. Lalu tiba saat nya hari hari sebelum pembagian raport. Setelah menjalakan ulangan kenaikan kelas kami melawati hari di sekolah tanpa pelajaran. Hanya ada pertandingan futsal dan bola tangan antar kelas.
Pada saat itu, aku, Ocan, Pipit, Zidane, Mabda, dan beberapa temanku yang lain memainkan permainan yang menyenangkan. Seperti saat meramal, main pipo-pipo, dan main jujur berani. Menyenangkaaaan sekali. Saat kelas 5, aku menyukai seseorang dikelas ku. Dan hingga kini aku masih menyukainya. Dia pun pernah menyatakan rasa sukanya padaku. Tapi dia juga menyukai sahabat terbaikku. Dan kini aku hanya bisa menjadi sahabatnya. Masih tersimpan perasaanku terhadapnya.
Ah.. Sudahlah.. Kita lupakan saja bagian itu..
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu.. Tiba saat nya dimana kami semua harus mengerjakan soal-soal UASBN-Ujian Akhir Sekolah Berstandar Internasional. Pada hari-hari menjelang ujian aku sakit. Aku pun tak tau pasti penyakit apa yang ada di diriku pada saat itu. Dokter hanya berkata bahwa penyakitnya kemungkinan tipes atau demam berdarah.
Waktu ujian tiba. Pada hari pertama kami semua mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Aku lemah di pelajaran ini. Hmm.. "Mana aku lagi sakit lagi, heuh" dalam hati aku mengeluh. Aku tak bisa berkonsentrasi. Kepalaku pusing, perutku mual, badanku sakit semua. Hah, aku hanya pasrah dengan soal ujian itu. Setelah ujian selesai aku bergegas pulang kerumah. Wow, rasanya bercampur aduk mana aku pulang naik angkutan kota. Yahh tambah pusing deh. Saat sampai dirumah, aku bergegas pergi ke kamar dan langsung menghantam kasur. Wah, tak ada sasaran lain selain kasur yang empuk pada saat itu.
Keesokan harinya aku tak masuk ke sekolah. Ya, kalo aku masuk bisa saja aku pingsan di sekolah. Aku tak mau itu terjadi. Jadi aku harus susulan. Padahal pada saat itu adalah mata pelajaran faforitku. Yap, pelajaran matematika..

To Be Continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar